Electrical Engineering

Perubahan iklim global dan meningkatnya kebutuhan energi menuntut solusi baru dalam pengelolaan listrik. Sistem energi terpusat tradisional sering kali tidak mampu mengimbangi lonjakan permintaan dan rentan terhadap gangguan infrastruktur. Di tengah situasi ini, konsep microgrid berbasis AI muncul sebagai jawaban, menawarkan kemandirian energi lokal sekaligus mendukung transisi menuju sumber energi yang lebih hijau.

Microgrid adalah jaringan energi skala kecil yang dapat beroperasi secara independen atau terhubung dengan jaringan listrik utama. Dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti panel surya, turbin angin, dan baterai penyimpanan, microgrid menjadi tulang punggung keberlanjutan energi di komunitas lokal. Integrasi AI dalam microgrid memungkinkan sistem ini bekerja jauh lebih efisien, adaptif, dan cerdas.

AI berperan penting dalam prediksi beban dan manajemen energi. Dengan menganalisis data historis konsumsi listrik, cuaca, dan produksi energi terbarukan, AI mampu memprediksi kebutuhan energi suatu wilayah dan menyesuaikan distribusi secara real-time. Menurut Morstyn et al. (2018), integrasi machine learning dalam microgrid meningkatkan stabilitas sistem sekaligus mengurangi biaya operasional hingga 20%.

Selain itu, AI membantu microgrid mencapai kemandirian energi dengan mengoptimalkan penyimpanan baterai. Energi berlebih dari panel surya di siang hari dapat disimpan untuk digunakan di malam hari, sementara AI memastikan alokasi energi dilakukan dengan prioritas yang tepat. Hal ini sangat penting bagi daerah terpencil yang tidak terhubung ke jaringan utama atau wilayah yang rentan terhadap bencana.

Microgrid berbasis AI juga berperan besar dalam dekarbonisasi energi. Dengan mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil, sistem ini dapat menurunkan emisi karbon secara signifikan. Xu et al. (2020) menegaskan bahwa microgrid pintar dengan integrasi AI berpotensi menjadi kunci dalam mencapai target energi berkelanjutan sekaligus ketahanan iklim.

Namun, implementasi microgrid berbasis AI tidak lepas dari tantangan. Investasi awal untuk infrastruktur masih tinggi, koordinasi antara perangkat IoT dan algoritma AI membutuhkan standardisasi, serta ada risiko keamanan siber yang harus diantisipasi. Meski begitu, tren global menunjukkan adopsi microgrid semakin meningkat, terutama di negara-negara yang mengutamakan energi terbarukan dan resilien terhadap perubahan iklim.

Dengan teknologi ini, masa depan energi tidak lagi hanya bergantung pada jaringan nasional yang besar, tetapi juga pada sistem lokal yang mandiri, adaptif, dan cerdas. Microgrid berbasis AI bukan sekadar solusi teknis, tetapi strategi untuk menghadapi tantangan iklim, memperkuat ketahanan energi, dan mewujudkan kemandirian energi masyarakat.


Referensi
  1. Morstyn, T., Farrell, N., Darby, S. J., & McCulloch, M. D. (2018). Using peer-to-peer energy-trading platforms to incentivize prosumers to form federated power plants. Nature Energy, 3(2), 94–101. https://doi.org/10.1038/s41560-017-0075-y
  2. Xu, Y., Li, N., & Low, S. H. (2020). Demand response with high penetration of renewable generation: A review of recent advances and challenges. IEEE Transactions on Smart Grid, 11(6), 5074–5091. https://doi.org/10.1109/TSG.2020.2995091
  3. Lasseter, R. H. (2011). Smart distribution: Coupled microgrids. Proceedings of the IEEE, 99(6), 1074–1082. https://doi.org/10.1109/JPROC.2011.2114630
  4. Olivares, D. E., Mehrizi-Sani, A., Etemadi, A. H., Canizares, C. A., Iravani, R., Kazerani, M., … & Jimenez-Estevez, G. A. (2014). Trends in microgrid control. IEEE Transactions on Smart Grid, 5(4), 1905–1919. https://doi.org/10.1109/TSG.2013.2295514
  5. Khan, A., Mahmood, A., Safdar, A., Khan, Z. A., & Khan, N. A. (2016). Load forecasting, dynamic pricing and DSM in smart grid: A review. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 54, 1311–1322. https://doi.org/10.1016/j.rser.2015.10.117

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Secret Link